Tradisi “TEBOKAN” Tidak Terlepas Dari Sejarah Kaliputu

Kudus, Radiosuarakudus.com- Acara ‘Tebokan” yang setiap kali digelar di Desa Kaliputu pada penanggalan Islam (1 Muharram) atau penanggalan Jawa (1 Syura) tidak terlepas dari sejarah desa tersebut. Menurut salah satu tokoh masyarakat Desa Kaliputu, Bejo Suyanto, Rabu 20 September 2017, ini tidak terlepas dari perjalanan Kanjeng Sunan Kudus dan muridnya yang sakti mandraguna, Saridin.

Diceritakan oleh Yanto panggilan akrabnya, ketika Kangjeng Sunan Kudus bersama muridnya, Saridin, tengah berjalan diwilayah Desa Kaliputu. Disebelah barat desa tersebut, terdapat sungai besar yakni Kaligelis. tiba – tiba kata Yanto, Sunan Kudus mendegar suara jeritan anak kecil. Oleh Kangjeng Sunan Kudus, Saridin diminta mencari sumber suara jeritan anak kecil itu. Lalu Saridin mencari sumber suara itu, dan menemukan anak yang tengah dibawa oleh Banaspati (jin penunggu Kaligelis).

Lalu Saridin berhasil merebut anak itu setelah sebelumnya mengalahkan Banaspati. Namun sayang, anak itu sudah dalam keadaan meninggal dunia karena ditenggelamkan oleh Banaspati. Oleh Kangjeng Sunan Kudus, Saridin yang juga murid kesayangannya ditanya apakah anak itu bisa dihidupkan kembali. Kemudian Saridin menjawab bisa, dengan syarat harus diberikan “bubur gamping”. Setelah disuapi dengan “bubur gamping” oleh Saridin, ajaib si anak tersebut dapat hidup kembali.

Kebetulan anak kecil itu adalah cucu dari cikal bakal Desa Kaliputu, yakni Mbah Depok. Oleh Sunan Kudus, wilayah tempat anak itu tenggelam di Kaligelis diberi nama Desa Kaliputu, yang artinya Kali (sungai) putu (cucu). Ketika anak itu tenggelam, kebetulan Mbah Depok yang saat itu momong cucunya lengah. Karena Mbah Depok sendiri asyik bermain dengan burung dara dan tidak tahu kalau cucunya ditengelamkan oleh Banaspati.

Kemudian Mbah Depok sendiri berucap, bahwa anak turunya nanti mencari penghidupan dari membuat “bubur gamping” atau sekarang lebih dikenal dengan nama jenang. Di Desa Kaliputu ini kata Yanto, terkenal dengan insdustri rumahan membuat makanan khas Kudus, yakni Jenang. Saat ini kata dia, terdapat 30 insdutri jenang didesanya yang masih eksis.

Jenang Kudus sekarang sudah dikenal diberbagai daerah di Indonesia bahkan sampai ke manca negara. Bahkan banyak para wisatawan yang datang ke Kudus selalu membawa oleh – oleh jenang Kudus. (Roy Kusuma – RSK)

 

About

You may also like...

Comments are closed.