Kudus, Radiosuarakudus.com- Sejak berlangsungnya kegiatan belajar mengajar melalui daring, banyak kendala yang dihadapi dilapangan. Khususnya adalah bagi siswa ditingkat SMP apalagi bagi siswa baru. Pembelajaran daring memang dianggap banyak kendala sehingga membuat para guru harus memutar otak agar para siswa mampu mengikuti pelajaran dengan baik dan jelas. Apalagi sesuai dengan keputusan bersama empat menteri, pembelajaran dapat tatap muka bila suatu wilayah adalah zona hijau. Diluar zona hijau, maka pembelajaran harus dilakukan dengan daring dan luring.
Sementara itu, SMP 3 Bae sejak tanggal 20 Juli hingga saat ini melakukan pembelajaran daring dan tatap muka secara bergantian. Wakil kepala SMP 3 Bae, Natalia, Kamis 23 Juli 2020 mengatakan dengan kondisi Kudus yang masih dalam zona merah, maka pihaknya melakukan pembelajaran secara daring. Hanya saja, memang ada pembagian dalam pembelajaran yakni antara daring dan tatap muka. Untuk tatap muka, para siswa diminta datang kesekolah dengan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.
Dimana mereka dengan pakaian bebas mendapatkan pembelajara disekolah per mapel hanya 20 menit. Per hari mereka mendapatkan 8 mapel. Dimulai pukul 07.00 hingga pukul 10.10. Diundangnya mereka disekolah selain menyerahkan tugas melalui daring juga untuk pemadatan materi bila dari mereka ada yang belum jelas terkait salah satu mapel. Mereka masuk ke sekolah seminggu sekali dan bergantian. Misal kata Natalia, Senin untuk kelas 7 dengan nomor absen 01 – 16 dan Selasa kelas 7 dengan nomor absen 17 – 32. Rabu dan Kamis kelas 8 serta Jum’ at dan Sabtu untuk kelas 9. Per kelas lanjut Natalia, hanya diisi maksimal 16 siswa.
Bagi yang tidak tatap muka dsekolah, maka mereka diberikan pembelajaran secara daring oleh guru mapel. Meski daring dari rumah, Natalia juga menyarankan agar para siswa tetap memakai seragam sekolah. Sehingga mereka merasa tetap bersekolah walaupun belajar dari rumah. (Roy Kusuma – RSK)
