Momen Harkitnas Harus Menjadi Inspirasi Untuk Bangkit Dari Pandemi

Kudus, Radiosuarakudus.com- Ketika Boedi Oetomo lahir tahun 1908 yang digaungkan oleh dr. Soetomo menjadi inspirasi dan semangat untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Berdirinya Boedi Oetomo akhirnya ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional oleh pemerintah RI dan setiap tanggal 20 Mei selalu diperingati. Pada momen Hari Kebangkitan Nasional tahun ini, menjadi inspirasi rakyat Indonesia untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19.

Bupati Kudus, HM Hartopo usai mengikuti Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) secara virtual mengatakan bila diimplementasikan dengan kondisi saat ini, Harkitnas bisa menjadi sumber inspirasi untuk bangkit dari pandemi.

“Momentum Hari Kebangkitan Nasional bisa diimplementasikan oleh masyarakat Kudus untuk bangkit dari pandemi Covid-19. Bagaimana kita harus mampu bangkit dari keterpurukan ekonomi, bangkit dalam kesadaran masyarakat agar selalu disiplin dalam penerapan prokes,”  kata Hartopo, Kamis (20/5/2021).

Terkait meningkatnya kasus Covid-19 di Kudus, Hartopo meminta kepada Dinas Kesehatan agar turun ke bawah guna mengetahui pasti penyebab kasus Covid di Kudus yang meningkat secara luar biasa.  Dibutuhkan kajian agar penanganan peningkatan kasus Covid-19 segera dapat dilakukan.

“Kami harus tahu apa yang menyebabkan kasus Covid-19 di Kudus usai lebaran kok meningkat drastis. Bila kita sudah tahu penyebab pasti, maka akan segera dilakukan tindak lanjut untuk menekan kasus itu,” ujar Hartopo.

Sampai semalam lanjut Hartopo, dari laporan Dinas Kesehatan sudah ada 260 kasus Covid-19 di Kudus. Mereka ada yang melakukan isolasi mandiri dan ada yang dirawat di rumah sakit. Bahkan untuk di RSUD Kudus saja, tercatat 70 orang yang dirawat. Belum termasuk yang dirawat di rumah  sakit lainnya.

Hartopo juga menegaskan, selama ini masih banyak masyarakat yang menggelar hajatan tetapi abai prokes. Untuk itu dia minta kepada seluruh camat dan kepala desa dalam kegiatan mikro zonasi agar memperketat protokol kesehatan. Diakuinya, dirinya masih sering menjumpai kegiatan hajatan didesa – desa yang abai prokes.

“Untuk itu kami akan melakukan evaluasi agar para camat dapat bekerja dan berkoordinasi dengan baik dalam meneruskan disposisi saya kepada masyarakat yang menggelar hajatan. Kami tidak melarang masyarakat yang menggelar hajatan, tetapi protokol kesehatan harus diperketat dan tidak boleh makan ditempat. Itu saja,” tegas Hartopo.

Sementara itu Kapolres Kudus, AKBP Aditya Surya Dharma menambahkan bahwa terkait meningkatnya kasus Covid-19 di Kudus saat ini pihaknya sudah memberikan saran kepada Pemkab Kudus agar jam tutup PKL dibatasi hingga pukul 20.00 Wib.

“Dengan kondisi saat ini kami sudah menyarakan kepada pemkab Kudus agar jam tutup PKL kembali dibatasi hingga pukul 20.00. Sebelumnya kan jam tutup sampai pukul 21.00, tetapi dengan kondisi saat ini kita batasi sampai jam 20.00 saja. Kalau kasus Covid sudah landai, baru jam tutup PKL kembali pada pukul 21.00,” tandas AKBP Aditya.

Kalau bisa lanjut kapolres, secepatnya dilakukan pemberitahuan dengan surat edaran kepada para PKL, khsususnya PKL Balai Jagong, alun – alun dan sekitarnya. Selain itu pihaknya juga akan berkeliling untuk “woro – woro” terkait jam tutup PKL ini. Dia berharap seluruh PKL mematuhi himbauan ini begitu pula masyarakat luas.  Agar selalu mematuhi protokol kesehatan dengan baik dan benar. (Roy Kusuma – RSK)

 

About

You may also like...

Comments are closed.