Kudus, Radiosuarakudus.com- Sebanyak 15 petugas dari Unit Layanan Transmisi dan Gardu Induk (ULTG) PT PLN UPT Semarang mengikuti kegiatan pelatihan simulasi tanggap darurat banjir. Ke 15 petugas yang mengikuti pelatihan tersebut berasal dari ULTG Kudus, Tambaklorok (Semarang) dan Sayung (Demak). Dalam kegiatan ini PT PLN UPT Semarang bekerjasama dengan BPBD Kudus.
Menurut Manager ULTG Kudus Lilik Subiantoro kegiatan pelatihan simulasi tanggap darurat banjir ini berlangsung di ULTG Kudus. Yang diikuti sebanyak 15 petugas perwakilan dari ULTG Kudus, ULTG Tambaklorok Semarang dan ULTG Sayung Demak. Pihaknya juga bekerjasama dengan BPBD Kudus.
Langkah – langkah yang sudah disiapkan untuk mengantisipasi bila terjadi banjir di gardu induk kata dia, sudah disiapkan pompa – pompa di tiga gardu induk tersebut. Agar air tidak masuk ke dalam gardu induk dan juga sudah disiapkan polder – polder untuk menampung air. Termasuk pihaknya juga sudah menyiapkan peralatan APD bila terjadi bencana banjir.
“Peralatan APD yang sudah kami siapkan adalah perahu karet, pelampung dan peralatan – peralatan P3K lainnya. Pada pelatihan ini kami juga menggandeng pihak BPBD Kudus untuk memberikan materi pelatihan dan simulasi agar petugas kami siap dan memiliki skill bila terjadi bencana banjir. Sehingga personil PLN ini nantinya mampu menyelamatkan dirinya, masyarakat dan juga instalasi PLN agar tidak terjadi pemadaman listrik,” ujarnya.
Sementara itu Kabid Kesiapsiagaan dan Logsitik BPBD Kudus, Sri Wahyuni sangat mengapresiasi atas kerjasama antara PT PLN UPT Semarang dengan BPBD Kudus terkait pelatihan tersebut. Dengan adanya pelatihan ini dapat meningkatkan kemampuan para personil PT PLN dalam mengantisipasi bila terjadi banjir.
“Dulu BPBD masih kantor namun sekarang ini sudah menjadi sebuah badan. Untuk itu dalam urusan surat menyurat dalam kami menindaklanjuti tidak bisa sat set seperti dulu. Untuk itu kami sedang memperbaiki sistem dengan tidak lepas menggandeng relawan,” ungkapnya.
Dia berharap pelatihan ini tidak hanya dalam mengantisipasi bencana banjir saja namun juga bisa ditingkatkan untuk mengantsipasi terjadinya gempa ataupun kebakaran. (Roy Kusuma – RSK)