Aset Perusahan Milik Nitismito Saat Itu Diperkirakan Mencapai Rp. 5 Milyar

Kudus, Radiosuarakudus.com- Setelah dilakukan kajian oleh tim Museum Jawa Tengah “Ronggowarsito” beberapa waktu lalu, buku journal Nitisemito akhirnya diseminarkan. Bertempat di Hotel @Hom Kudus, Sabtu 24 Oktober 2020 acara tersebut digelar . Yakni Seminar Hasil Kajian Koleksi Journal Nitisemito Museum Kretek dengan menghadirkan narasumber  Kasi Pelestarian Museum Jawa Tengah “Ronggowarsito” Laela Nurhayati Dewi, Yudhi Ernawan (wakil keluarga Nitisemito) serta Kasubbid Akuntansi Pemerintahan dan Sosial Budaya pada BPPKAD kabupaten Kudus, Adha Elizabeth.

Kabid Kebudayaan pada Disbudpar Kudus, Lilik Ngesti mengatakan bahwa dengan dikembalikan buku keuangan atau journal milik Nitisemito dan setelah dilakukan kajian maka hari ini diseminarkan. Maka untuk langkah berikutnya lanjut dia, adalah penyelamatan karena journal ini adalah BCB. Buku – buku keuangan itu adalah buku perusahaan rokok “Bal Tiga” milik Nitisemito yang merupakan pengusaha pribumi paling kaya saat masa kolonial.

Melihat buku – buku keuangan perusahaan rokok “Bal Tiga” tersebut kata dia, tentunya perusahaan itu sudah memiliki manajemen yang cukup maju. Bahkan manajemen perusahaan rokok “Bal Tiga” pun saat itu diakui oleh internasional khususnya adalah Ratu Belanda, Wilhelmina. Kemudian untuk seminar berikutnya, juga akan dibedah mengenai keterkaitan kontribusi Nitisemito seorang pengusaha pribumi yang kaya raya dalam membantu perjungan Kemerdekaan RI.

Kemudian dalam seminar lanjutan juga akan dibedah pula rahasia racikan dari rokok “Bal Tiga” tersebut yang sudah mendunia. Termasuk sejarah baik dari sisi perusahaan rokok maupun Nitisemitonya juga akan ikut dibedah.

Sementara itu Kasi Pelestarian Museum Jawa Tengah “Ronggowarsito” Laela Nurhayati Dewi mengatakan, acara ini mempublish dari hasil kajian internal pihaknya bersama Disbudpar Kudus beberapa waktu lalu. Dari hasil kajian tiga buku milik perusahaan rokok milik Nitisemito tadi, dipublish ke khalayak. Meski sudah diseminarkan dan mendapatkan beberpa masukan dan saran kata dia, ini belum berakhir dan masih ada kelanjutannya. Karena buku – buku ini bisa disorot dari berbagai sisi.  Baik sejarahnya maupun dari akuntansinya dan lainnya.

Apalagi dari hasil kajian akuntansinya, Abond dan buku laporan Abond masih sepotong dan belum bisa bicara jurnal tersebut sampai akhir. Sedangkan untuk dirinya yang menelusuri dari kajian sejarahnya, pihaknya akan melakukan penelusuran dari berita – berita di koran – koran era itu yang intinya menyebutkan keuangan ketika itu seperti apa. Sehingga nantinya akan lebih komprehensif. Pihaknya akan mencari berita di koran Sumatera tahun 1939 yang masih tersimpan Museum Pers Solo. Bahkan lanjut Laela, dari hitungan kasar aset kekayaan Nitisemito pada masa kejayaannya jaman kolonial sudah mencapai sekitar Rp. 5 milyar.

Sedangkan  Kasubbid Akuntansi Pemerintahan dan Sosial Budaya pada BPPKAD kabupaten Kudus, Adha Elizabeth mengatakan melihat dari hasil pencatatanya dibuku jurnal milik Nitisemito sudah sesuai dengan akuntasinya. Hany saja lanjut dia, buku – buku itu parsial sehingga untuk laporan keuanganny belum terbaca. Tetapi bila ditemukan buku – buku pembantu lainnya, kemungkinan bisa lebih terbaca. Diakuinya, untuk jumlah aset melihat dari neraca awal tahun 1941 berjumlah Rp. 5 milyar. Aset itu mulai dari tahun 1922 – 1941.

Sementara itu kata Adha, melihat dari jurnalnya ada jurnal pembelian bahan baku, jurnal beban biaya – biaya produksi serta jurnal penjualan. Di buku itu lanjut dia, juga ada biaya iklan untuk menyewa pesawat Fokker guna menyebarkan selebaran kepada masyarakat serta melalui radio. Dengan jumlah nominal yang dikeluarkan saat itu untuk biaya iklan sebesar 173, 60 gulden. Diakui oleh Adha, melihat laporan jurnal seperti itu perusahaan rokok milik Nitisemito tersebut sudah maju. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.