Gegara Delay Data Kasus Kematian Akibat Covid di Kudus Capai 51 Orang

Kudus, Radiosuarakudus.com- Dinas Kesehatan Kabupaten Kudus mengklarifikasi dengan adanya kasus kematian 51 orang pada hari Kamis (19/8/2021) kemarin. Data yang di share di grup wartawan Kudus itu membuat kaget karena banyaknya angka kasus kematian akibat Covid pada hari tu. Usai kegiatan penyerahan bantuan paket ke dari UMK bagi warga yang isoman, Kepala Dinas Kesehatan (DKK) Kabupaten Kudus, Badai Ismoyo mengatakan bahwa data itu adalah data yang akan disinkronisasikan.

Karena data kematian yang masuk Kamis (19/8/2021) kemarin adalah data delay. Dan delaynya itu karena ketika ada pasien Covid yang meninggal belum dimasukkan ke dalam aplikasi corona.jatengprov.go.id. Alasan belum dimasukkannya ke corona.jatengprov.go.id karena pasien yang meninggal akibat Covid atau tidak, baru diketahui selang beberapa hari.

Ketika meninggalnya karena Covid maka baru dimasukkan ke aplikasi itu. Namun karena datanya menumpuk sehingga baru dimasukkan. Maka yang terlihat adalah angka kematian tinggi pada Kamis (20/8/2021) kemarin.

“Data kematian kasus Covid sebanyak 51 orang pada Kamis (20/8/2021) kemarin adalah data delay selama 21 hari. Sampai terjadi rekapitulasi Kamis kemarin sehingga terjadi selisih data. Dan data itu benar karena memang ada data kematian akibat Covid yang belum terekomendasi,” ujar Badai Ismoyo, Jum’ at (20/8/2021).

Badai juga menolak bila dikatakan data delay itu mengganggu kondisi Kudus saat ini yang masuk dalam level 3. Alasannya, data itu adalah data riil yang mana memang ada data delay. Meski begitu lanjut dia, data delay itu memang patut untuk segera disamakan. Resikonya, Case Fatality Rate (CFR) atau  jumlah orang yang meninggal dunia dari total orang yang sakit atau mempunyai gejala suatu penyakit akibat Covid akan meningkat.

“CFR kita kan saat ini 8% namun dengan adanya tambahan data delay 51 orang yang meninggal, maka bisa menjadi CFR 9%. Padahal angka CFR nasional hanya 2%. Mudah – mudahan angka CFR tidak terpengaruh adanya data angka kematian yang delay itu,” ujar dia.

Diakuinya, dengan adanya data kematian akibat Covid yang delay itu, maka ada pemikiran bahwa penanganan kasus Covid ditingkat hilir kurang bagus. Sebetulnya lanjut dia, hal ini tidak terjadi di Kudus saja tetapi ada kabupaten dan kota lain yang selisihnya bisa mencapai antara 1.000 – 2.000 kasus. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.