Jelang Simulasi PTM Terbatas, Atap SD 4 Prambatan Kidul Ambruk

Kudus, Radiosuarakudus.com-  Sungguh ironis, disaat persiapan untuk simulasi PTM terbatas yang rencananya akan segera digelar, namun dua bangunan ruang kelas di SD 4 Prambatan Kidul malah ambruk. Dibutuhkan perbaikan segera, karena lampu hijau pembelajaran tatap muka terbatas telah diberikan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.

Kepala SD 4 Prambatan Kidul, Himawanto mengatakan ada tiga bangunan ruang kelas di sekolahnya yang mengalami kerusakan parah. Yakni ruang kelas 1, 2 dan 3.

“Yang rusak ada tiga ruang, yakni ruang kelas 1, 2 dan 3. Dari tiga ruang itu, ada dua ruang kelas yang atapnya ambruk. Yaitu di ruang kelas 1 dan 3,” jelasnya, Senin (23/8/2021).

Lebih lanjut, Himawanto mengungkapkan atap kedua ruang tersebut tidak ambruk dalam waktu bersamaan. Disebutkannya, untuk atap ruang kelas 1 ambruk pada 31 Desember 2020. Sementara ruang kelas 3 ambruk pada 18 Maret 2021 lalu.

“Kondisi atap tiga ruang tersebut sudah rapuh sejak lama. Kami sudah membuat proposal ke Disdikpora Kudus,” terangnya.

Hanya saja pengajuan rehabilitasi tiga ruang tersebut gagal masuk daftar penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun ini. Sebab, pada tahun 2019 lalu sekolah tersebut telah mendapat DAK untuk pembangunan tiga ruang kelas. Yakni ruang kelas 4, 5 dan 6.

“Kalau menurut Dapodik tidak bisa. Karena tahun 2019 lalu kita sudah dapat bantuan rehab ruang,” ujarnya.

Himawanto mengaku saat dua atap ruang tersebut ambruk, kondisi ruangan dalam keadaan kosong. Barang-barang dan fasilitas pembelajaran didalam ruang tersebut telah dipindahkan semua.

Bahkan sebelum ambruk atapnya sudah melengkung. Barang-barang di dalamnya juga sudah dikeluarkan semua. Kebetulan anak-anak daring, sehingga tidak ada korban.

Tiga ruang rusak di SD 4 Prambatan Kidul ini, hingga kini belum mendapat sentuhan perbaikan. Material kayu, genteng dan tembok hanya ditata ditepi ruang tersebut.

Untuk meminimalisir siswa mengakses ruang sekolah yang rusak. Pihak sekolah memasang bambu pada jalan akses menuju ruang tersebut.

“Bila nanti ada simulasi pembelajaran tatap muka, akan kami bikin sistem shift. Misal pagi kelas 1, 2 dan 3. Siangnya kelas 4, 5 dan 6,” bebernya.

Terpisah, Anggota Komisi D DPRD Kudus, Endang Kursistiyani mengatakan pihaknya akan menindaklanjuti temuan ini dengan mengusulkan rencana rehabilitasi ruang SD 4 Prambatan Kidul dalam pembahasan APBD Perubahan 2021.

“Nanti kita usahakan di perubahan. Kalau tidak bisa ya ikut di 2022,” ujarnya.

Pada para guru dan kepala sekolah di Kudus, Endang berpesan agar mereka bisa lebih aktif dalam melaporkan kerusakan fasilitas yang terjadi di sekolahnya. Laporan tersebut tidak hanya dilakukan ke Disdikpora Kudus saja. Namun ke Kepala Desa setempat atau langsung ke anggota DPRD setempat.

“Kalau ada seperti ini perlu dikomunikasikan ke Kepala Desa dan Anggota DPRD. Agar kami juga tahu dan bisa membantu. Kalau mereka tidak lapor, bagaimana kami tahu. Jujur, saya sangat malu melihat kenyataan sekolah ini. Apalagi rumah saya juga dekat dengan sekolah ini,” kata Endang dengan nada gemas.

Tak hanya itu, Endang juga berharap agar Disdikpora Kudus bisa membuat list skala prioritas sekolah rusak di Kudus. Dengan list ini, pihaknya berharap penanganan sekolah rusak di Kudus bisa tepat sasaran dan menyentuh sekolah yang benar-benar membutuhkan perbaikan segera. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.