Situs Patiayam Disosialisasikan Dengan 7 Desa Penyangga

Kudus, Radiosuarakudus.com- Museum Situs purbakala Patiayam sudah ditetapkan menjadi katalog museum dan terdata tingkat nasional sejak tahun 2019. Sehingga hal ini perlu dilakukan sosialisasi. Dan ini tidak hanya berhenti pada penyelamatan dan perawatan saja, tetapi juga harus ada kajian seperti yang sudah dilakukan pada Museum Kretek beberapa waktu lalu. Nantinya, benda – benda temuan di Situs Purbakala Patiayam ini akan ditetapkan menjadi kekayaan. Untuk fosil – fosil itu nanti akan ditetapkan menjadi benda cagar budaya. Hal itu dikatakan Kabid Kebudayaan pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) kabupaten Kudus, Lilik Ngesti, Senin 16 November 2020 disela – sela acara sosialisasi Situs Patiayam yang berlangsung di Hotel @Hom Kudus.

Dikatakan oleh Lilik, tahun lalu untuk fosil – fosil yang ditetapkan sebagai benda cagar budaya sebanyak 17 fosil dari 9 hewan purba. Sembilan hewan purba itu terdiri dari hewan yang hidup didaratan, lautan serta rawa – rawa. Dalam kegiatan ini kata Lilik, pihaknya lebih menekankan kepada tujuh desa penyangga Situs purbakala Patiayam. Karena Situs purbakala Patiayam yang memiliki luasan sekitar 3.000 hektar itu berada diwilayah tujuh desa tersebeut. Yakni Desa Rejosari dan Desa Kandangmas (Kecamatan Dawe) serta Desa Tanjungrejo, Desa Terban, Desa Honggosoco, Desa Klaling serta Desa Gondoharum (Kecamatan Jekulo).

Dengan keberadaan luasan Situs purbakala Patiayam yang ada ditujuh desa tersebut lanjut Lilik, maka ketujuh desa itu punya aset. Harapannya, bila mereka melakukan pengembangan atau dijadikan desa wisata, maka keberadaan Situs purbakala Patiayam serta budayanya dapat dimaksimalkan. Harapannya lagi, Kudus sebelah timur dapat menjadi rujukan purba dunia.

Sementara itu salah satu narasumber yakni Dody Wiranto selaku Pamong Budaya Ahli Muda Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran mengatakan, yang khas dari fosil temuan di Situs Patiayam dibandingkan situs lainnya adalah pada lapisan Nongko fosil temuan cenderung lebih utuh. Karena dilapisan Nongko itu, fosil tidak bergerak kemana – mana. Dibandingkan temuan – temuan sejenis lainnya seperti di Grobogan, Blora ataupun Sangiran sendiri, fosil bergerak kemana – mana.

Sehingga fosil temuan yang berada di Situs Patiayam tersebut memang memiliki khas seperti itu. Sebetulnya kata dia, masih banyak fosil – fosil di Situs Patiayam yang belum digali karena memang butuh alat yang lebih canggih untuk melakukan penggalian. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.