Desa Rahtawu Dan Desa Japan Bentuk Posko Siaga Covid-19

Kudus, Radiosuarakudus.com- Sejak pandemi Covid-19 menular di Indonesia, hingga kini sudah cukup banyak masyarakat yang terinfeksi. Bahkan sampai sekarang sudah mencapai puluhan ribu warga Indonesia yang positif Covid-19. Terkait guna mencegah penularan Covid-19 lebih luas lagi, beberapa desa di Kudus juga sudah membentuk “Kampung Siaga Covid-19”. Dimana jalan masuk ke desa – desa yang sudah terbentuk adanya “Kampung Siaga Covid-19” dibangun posko. Setiap orang luar yang akan masuk ke desa – desa itu ditanyakan indentitas dan keperluannya.

Ketika reporter Radio Suara Kudus mengunjungi Desa Rahtawu kecamatan Gebog, nampak beberapa orang sudah berada di posko “Kampung Siaga Covid-19”. Salah seorang warga yang tengah bertugas di posko tersebut, Sumain, Sabtu 2 Mei 2020 mengatakan posko ini berdiri sejak satu bulan yang lalu.

Dikatakannya, tujuan adanya posko ini adalah agar masyarakat Desa Rahtawu tidak tertular  virus ini. Dalam posko ini kata dia, terdapat tempat cuci tangan dan juga alat semprot disinfektan. Selain itu, bagi warga diluar desa Rahtawu yang akan berkunjung atau menemui keluarganya didata indentitasnya. Bagi yang keperluanya tidak jelas, pihaknya tidak mengijinkan tamu tersebut masuk ke desanya. Dalam penjagaan di posko ini dibagi dalam empat shift dan masing – masing shift enam jam.

Masih kata Sumain, warga Desa Rahtawu yang bekerja sebagai TKI diluar negeri hingga kini belum ada yang pulang kampung. Hanya mereka yang bekerja sebagai tukang kayu maupun tukang batu di Jakarta dan kota – kota lainnya sudah ada yang pulang. Sekitar 50 orang dan mereka sudah didata oleh pihak Rw.

Hal yang sama juga dilakukan di Desa Japan kecamatan Dawe. Hanya saja, posko “Kampung Siaga Covid-19” berdiri baru sepekan yang lalu.  Witono salah satu warga Japan yang bertugas di posko tersebut mengatakan, bahwa posko ini memang baru sepekan dibuat. Keberadaan posko di jalan pintu masuk Desa Japan ini dimaksudkan untuk langkah antisipasi agar tidak terjadi penularan Covid-19 di desa Japan.

Setiap tamu yang datang kata dia, didata dan ditanyakan maksud kedatangannya, bila untuk menemui kerabatnya akan dipersilakan dengan catatan protokol kesehatan harus dipenuhi. Yakni dengan mamakai masker serta cuci tangan pakai sabun dan disemprot disinfektan sebelum masuk ke desanya. Sampai saat ini kata Winoto, 85% warga Desa Japan yang bekerja di luar daerah tidak pulang kampung termasuk yang bekerja sebagai TKI diluar negeri.

Langkah beberapa desa terkait membentuk posko “Kampung Siaga Covid-19” memang patut diapresiasi. Ini guna mencegah penularan Covid-19 di Kudus yang hingga saat ini sudah mencapai 21 orang positif dan meninggal lima orang. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.