Bupati Tinjau Tempat Isolasi Desa Jepang

Kudus, Radiosuarakudus.com- Bupati Kudus, Hartopo, kembali meninjau pelaksanaan isolasi terpusat di tingkat desa. Dengan didampingi TNI Polri, camat, dan kades, pihaknya meninjau tempat isolasi yang berada di Desa Jepang, Mejobo, Senin (21/6/2021). Gedung TPQ  berkapasitas 20 orang dipastikan telah memenuhi standar kesehatan untuk pasien Covid-19 tanpa gejala.

Dalam kesempatan itu, Hartopo menyapa beberapa warga yang sedang isolasi. Mereka adalah warga desa setempat yang terkonfirmasi positif Covid-19, namun tanpa gejala. Hal tersebut diharapkan menjadi langkah efektif untuk menekan kasus Covid-19 pada klaster keluarga.

“Jadi mudah-mudahan ini untuk menekan angka penyebaran di desa. Karena kalau isolasi mandiri masih campur dengan yang negatif malah bisa menyebabkan klaster keluarga,” ujarnya.

Isolasi terpusat desa dinilai lebih efektif untuk meminimalisir warga yang dievakuasi keluar kota pada isolasi terpusat Donohudan. Hartopo mengatakan, apabila setiap desa mempunyai isolasi terpusat maka akan sangat membantu pemerintah kabupaten. Saat ini pun tempat isolasi terpusat di Sonyawarih, Graha Colo, Rusunawa sudah mulai berkurang.

“Nanti kalau semua Desa semuanya punya isolasi terpusat minimal untuk 20 orang, bisa dihitung kapasitas yang ada. Mudah-mudahan dengan adanya Desa memberikan tempat isolasi seperti ini, harapan kami sudah tidak ada yang dievakuasi lagi (keluar kota),” katanya.

Lebih lanjut, Bupati meminta pihak pemerintah desa untuk menggandeng organisasi desa, diantaranya karang taruna dan PKK Desa dalam memaksimalkan keberadaan isolasi terpusat. Untuk tenaga kesehatan, dokter puskesmas diminta untuk siap 24 jam dalam menerima panggilan darurat.

“Mengikutsertakan organisasi desa dari karang taruna dan PKK mungkin bisa untuk memaksimalkan disini. Selain tenaga kesehatan yang standby di sini, dokter dari puskesmas juga harus siap on call 24 jam,” pungkasnya.

Sementara Camat Mejobo, Aan Fitriyanto menambahkan diwilayah kecamatan Mejobo terdapat 11 tempat isolasi. Masing – masing desa memiliki tempat isolasi sendiri dan rata- rata di gedung sekolahan. Hanya saja, untuk saat ini tempat isolasi desa yang ditempati baru di Desa Jepang. Selebihnya masih kosong. Tetapi pihaknya juga sudah mengirimkan warga yang terpapar Covid-19 ke Rusunawa. Yakni dari Desa Hadiwarno 3 orang dan dari Desa Payaman sebanyak 8 orang.

“Mereka yang sudah berada di Rusunawa menunggu hasil swab PCR negatif baru boleh kembali ke rumah. Mereka tidak perlu dipindahkan isolasi di desa,” tutur Aan Fitriyanto. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.