Inflasi Year to Year Di Kudus Diatas Normal

Kudus, Radiosuarakudus.com- Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kudus, mencatat laju inflasi pada Agustus 2022 secara tahunan atau year on year sebesar 5,06 persen atau melampaui target pemerintah 4 persen sehingga perlu ada kewaspadaan.

“Bahkan laju inflasi tahunan di Kudus itu, juga lebih tinggi dibandingkan tingkat Jateng maupun nasional,” kata Kepala Badan Pusat Statisitik (BPS) Kudus Rahmadi Agus Santosa, Jumat (2/9/2022).

Ia mengungkapkan laju inflasi tahunan per Agustus 2022 untuk tingkat nasional sebesar 4,69 persen dan Jateng 5,03 persen. Sehingga laju inflasi di Kudus itu juga diambang psikologis.

Akan tetapi, kata dia, kondisi ideal yang ditargetkan pemerintah itu memang dalam kondisi normal, sedangkan saat ini selain masih ada dampak pandemi juga ada perang di Ukraina yang dimungkinkan juga berdampak di dalam negeri.

Setelah kondisi pandemi mulai membaik, perekonomian masyarakat memang mulai membaik dan transaksi perdagangan juga mulai pulih sehingga terjadi kenaikan inflasi dibandingkan saat pandemi yang berpengaruh terhadap hampir semua sektor.

Sementara pada bulan Agustus 2022, kata dia, Kabupaten Kudus mengalami deflasi sebesar 0,31 persen.

“Jika saja daerah bisa menjaga tren deflasi hingga akhir Desember 2022 tentunya inflasi tahunan tidak akan melampaui batas ideal sebesar 3 persen atau maksimal 4 persen,” ujarnya.

Jika tingkat inflasi nantinya semakin tinggi, kata dia, pengaruhnya terhadap daya beli masyarakat akan sangat terasa karena harga jual sejumlah komoditas tentu mengalami kenaikan. Belum lagi, ketika rencana kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) benar-benar terjadi tentunya akan berdampak pada harga berbagai komoditas.

Sepanjang bulan Agustus 2022, imbuh dia, tercatat memang ada beberapa komoditas yang harga jualnya naik, seperti telur dan beras, namun andilnya tidak cukup besar. Sedangkan komoditas cabai merah, cabai rawit dan minyak goreng yang mengalami penurunan harga justru memberikan andil cukup besar sehingga terjadi deflasi.

“Dari 11 kelompok yang mengalami deflasi hanya satu kelompok, yakni kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,18 persen. Sedangkan sembilan kelompok lainnya mengalami inflasi dan satu kelompok stabil,” ujarnya.

Tingkat deflasi di Kudus pada bulan Agustus 2022, kata Agus, memang lebih rendah dibandingkan dengan Jateng sebesar sebesar 0,39 persen, sedangkan nasional 0,21 persen. Sedangkan dari enam kota Survei Biaya Hidup (SBH) di Jateng semuanya mengalami deflasi. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.