Mobilitas Masyarakat Tinggi, Kudus Masuk Zona Hitam

Kudus, Radiosuarakudus.com- Dari catatan Pemkab Kudus untuk mobilitas masyarakat pada masa pemberlakuan PPKM darurat mengalami peningkatan. Sebelumnya Kudus masuk dalam zona merah tingkat mobilitasnya, namun saat ini Kudus sudah berganti menjadi zona hitam.

Usai acara penyerahan hasil TMMD Sengkuyung II dipendopo, Bupati Kudus Hartopo menyampaikan, sebelumnya mobilitas masyarakat di Kabupaten Kudus tergolong rendah. Angkanya hanya berkisar 12,3 persen saja. Akan tetapi saat ini mobilitasnya meningkat menjadi 5,8 persen.

Kriteria zona hitam ini bila adanya penurunan mobilitas kurang dari 10 persen. Sementara zona merah penurunan mobilitas saat PPKM darurat diangka 10 hingga 20 persen.

”Memang saat ini mobilitas masyarakat masih ramai, padahal kami juga sudah melakukan himbauan kepada masyarakat,” kata Hartopo, Rabu (14/7/2021).

Sementara terkait upaya membatasi mobilitas masyarakat sudah diupayakan oleh Pemkab Kudus. Antara lain, melakukan penyekatan di 12 titik jalan sekaligus memadamkan lampu penerangan jalan umum (LPJU) sebayak 23 titik. Lokasinya berada di Kota dan jalan lingkar utara hingga timur.

Selain itu, dia juga  telah meminta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk menerapkan sistem pembatasan pekerja dalam membatasi mobilitas masyarakat Kudus. Dalam aturannya, pekerja diminta work from home (WFH) sebanyak 50 persen.

”Sudah banyak melaksanakan yang menerapkan WFH salah satunya Djarum. Kami akan melakukan pemantauan langsung guna melihat pelaksanaan himbauan itu,” terangnya.

Hartopo juga meminta, bagi karyawan yang sedang menjalani WFH tidak usah melakukan aktivitas di luar rumah. Bisa keluar rumah jika dirasa penting dan mendesak.

Maka dari itu, evaluasi tengah dilakukan Pemkab Kudus untuk menekan mobilitas masyarakat di luar rumah. Hartopo juga menyebut personil anggota Polri dan TNI jumlah yang bertugas dirasa sudah cukup.

Guna melihat keakuratan mobilitas masyarakat selama PPKM darurat, adalah melalui data pendektesian mobilitas atau indaktornya melalui tiga mode penilaian. Yakni melalui Facebook mobility, Google traffic, dan cahaya malam dari NASA/NOAA. Dengan sistem tersebut mobilitas warga akan terpantau dengan akurat. (Roy Kusuma – RSK) 

About

You may also like...

Comments are closed.