Pasar Jepang Harus Bisa Menjadi Pasar Desa Percontohan

Kudus, Radiosuarakudus.com-  Sampai saat ini pembangunan pasar desa Jepang Kecamatan Mejobo, sudah mencapai 70% dan mampu menampung sebanyak 300 pedagang. Pedagang – pedagang itu yang selama ini menempati los, kios dan lesehan. Sementara semenjak dilakukan pembangunan pasar Jepang, para pedagang itu direlokasi disebelah belakang pasar dan lapangan. Bila pasar ini sudah jadi, maka mereka akan dikembalikan ke pasar lalu disesuaikan dan dikelompokkan sesuai dengan jenis dagangan mereka. Hal itu disampaikan Kepala Desa Jepang, Indarto, Minggu (19/9/2021) disela –sela menerima kunjungan anggota DPRD Kudus yang dipimpin langsung oleh ketuanya, Masan.

Rencana pertengahan Oktober mendatang sudah bisa ditempati oleh pedagang. Untuk kalkulasi hitungan konsultan, anggaran keseluruhan mencapai Rp. 6,7 milyar. Sementara anggaran dari pihaknya hanya sebesar Rp. 3 milyar. Maka, pembangunan yang diutamakan terlebih dahulu adalah sesuai kebutuhan para pedagang yang disiapkan terlebih dahulu. Untuk sarpras pendukung akan disiapkan sambil jalan sembari menunggu anggaran selanjutnya.

“Untuk anggaran yang digunakan pembangunan pasar ini sebesar Rp. 3 milyar, untuk Rp. 2 milyar berasal dari bantuan anggaran Kabupaten Kudus tahun 2020 dan 2021. Sedangkan yang Rp. 1 milyar berasal dari anggaran dana desa dan pendapatan asli desa. Meski dengan kondisi pembangunan pasar yang sudah mencapai 80%, kami mentargetkan pendapatan antara Rp. 750 juta – Rp. 800 juta per tahun,” terang Indarto.

Untuk pembangunan selanjutnya yang masih kurang adalah akses jalan, parkir, pagar serta saluran air dan penampungan sampah. Sedangkan total luas pasar ini mencapai 3000 meter persegi. Karena tempat ini terbatas maka pihaknya tidak memberikan tempat bagi pedagang baru. Dengan besaran anggaran  Rp. 3 milyar, menurutnya pembangunan pasar ini sudah sangat efisien.

Sementara itu ketua DPRD Kudus, Masan mengatakan mendengar apa yang disampaikan oleh kades Indarto maka ini harus dikembangkan di desa yang lain. Alasannya, dari jumlah anggaran yang diterima baik melalui pemkab dan APBDes, ini menunjukkan adanya kolaborasi yang baik. Apalagi dengan potensi pendapatan pasar Jepang yang ditargetkan sebesar Rp. 750 juta per tahun, maka Desa Jepang bisa menjadi desa mandiri.

“Maka kami sebagai anggota DPRD Kudus sangat mendukung sekali dan tentunya ini bisa menjadi pilot project bagi desa – desa lainnya. Agar mereka bisa studi banding ke Desa Jepang supaya nantinya ada penambahan pelaku usaha kecil yang betul – betul mandiri. Sehingga akan memunculkan lapangan kerja baru yang banyak. Selain itu, tidak membutuhkan investasi yang besar,” kata Masan.

Dia mencontohkan pembangunan pasar Jepang yang hanya mendapatkan bantuan anggaran dari pemkab sebesar Rp. 2 milyar tetapi hasilnya sudah bagus. Meski masih perlu pembenahan, tetapi pihaknya akan tetap mensupport seperti untuk pembangunan jalan pasar, pembuatan system drainase yang harus bagus termasuk keamanan, hydrant serta pemasangan kabel listrik dan sebagainya.

Sehingga bisa menjadi pasar desa percontohan yang baik. Sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan berkali – kali yang dapat menghabiskan anggaran. (Roy Kusuma-RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.