SMP dan MTs Di Kudus Gelar Simulasi Pembelajaran Tatap Muka

Kudus, Radiosuarakudus.com- Mulai hari ini ada tiga sekolah yang melaksanakan simulasi pembelajaran tatap muka, yakni SMP 1 Jekulo, MTsN 1 Kudus serta MA NU Banat. Sementara itu pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka di SMP 1 Jekulo diikuti oleh 108 siswa mulai kelas 7, kelas 8 dan kelas 9. Serta ada sembilan kelas yang disiapkan, dengan masing – masing kelas berisi 12 siswa. Dari pantauan reporter Radio Suara Kudus dilapangan, jam 07.00 pagi mereka sudah berdatangan ke sekolah baik yang diantar oleh orang tua maupun yang naik sepeda.

Begitu sampai di gerbang, para siswa dicek suhu tubuhnya lalu cuci tangan. Mereka dari rumah sudah memakai masker. Sebelum masuk kelas mereka diberikan masker dari sekolah dan juga face shield serta hand sanitizer. Setelah masuk kelas,  ditiap meja juga tersedia hand sanitizer. Plt Kepala Disdikpora Kudus, Harjuna Widada didampingi Plt Kepala SMP 1 Jekulo melihat langsung pelaksanaan simulasi tersebut.

“ Kalau kita lihat bersama untuk pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka di SMP 1 Jekulo berjalan lancar. Semua protokol kesehatan telah dilakukan dengan ketat. Memang untuk di SMP 1 Jekulo kita mulai hari ini mas.  Kami juga memberikan bantuan berupa masker dan face shield sebanyak 300 buah,” kata Harjuna Widada, Selasa (6/4/2021).

Diakui, dalam simulasi ini para guru dalam menyampaikan materi pelajaran karena memakai masker memang suaranya agak tertekan dan kurang keras sehingga anak – anak terlihat kurang jelas. Hal ini bisa dimaklumi karena baru kali ini para guru menyampaikan materi dengan protokol kesehatan yang ketat. Dan ini memang menjadi  aturan yang sudah ditetapkan.

“Bila pandemi sudah mulai reda, bisa jadi dalam pembelajaran nanti para guru cukup memakai face shield sehingga suara guru dapat lebih lepas,” ujar Harjuna.

Sementara itu, Plt Kepala SMP 1 Jekulo Sujarwo menambahkan pihaknya memang baru hari ini melaksanakan kegiatan simulasi pembelajaran tatap muka. Ini karena seluruh guru dan karyawan sekolah baru Senin (5/4/2021) kemarin mendapatkan vaksinasi dosis dua.

“Alhamdulillah sekolah kami sudah siap dan sesuai protape protokol kesehatan dalam pelaksanaan simulasi ini. Anak – anak juga diatur oleh bapak/ibu guru sehingga tidak berjubel saat tiba disekolah maupun ketika masuk ruang kelas. Tiap kelas kami isi dengan 12 anak dan total 108 anak yang ikut simulasi ini,” jelas Sujarwo.

Untuk pembelajaran kata dia, selain anak – anak yang iku simulasi ini mereka yang ada dirumah juga melakukan pembelajaran dengan zoom. Untuk simulasi ini per hari ada dua mapel dengan durasi waktu dua jam, yang dimulai pukul 07.30 – 09.30 Wib, begitu selesai mereka harus segera pulang dan orang tua diminta untuk menjemput tepat waktu.

Salah satu siswa kelas 7, Falah Asyraful mengaku senang dapat ikut simulasi tatap muka kali ini. Apalagi, dirinya sejak mulai daring hingga kini sebagian besar belum kenal teman – temannya.

“Saya lebih senang belajar tatap muka daripada daring. Banyak tugas membuat saya kadang bingung. Materi yang disampaikan oleh guru melalui tugas – tugas juga membuat saya masih kesulitan memahami, “ ujar Falah.

Terpisah, pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka juga berlangsung di MTsN 1 Kudus. Sebanyak 94 anak ikut dalam simulasi ini. Ada 6 kelas yang disiapkan, yakni kelas 7 dua kelas dan kelas 8 hanya 1 kelas.

“Masing – masing kelas kan berisi 32 siswa mas. Nah, untuk kelas 7 ada dua kelas yang kami ikutkan dalam simulasi ini. Maka kami bagi masing – masing dua kelas sehingga ada empat kelas dan tiap klas berisi 16 anak, begitu pula untuk kelas 8 kami bagi dua kelas. Karena untuk kelas 8 yang kami ikutkan hanya satu kelas saja,” kata Kepala MTsN 1 Kudus, Taufiq Hidayat, Selasa (6/4/2021).

Untuk siswa yang ditunjuk dalam simulasi ini kata Taufiq, adalah mereka yang rumahnya disekitar sekolah seperti di Desa Prambatan dan diwilayah Kaliwungu tetapi yang berzona hijau dan kuning.

“Sebetulnya ada dua anak yang tidak diijinkan oleh orang tuanya untuk mengikuti simulasi ini. Salah satunya berasal dari Demak dan orang tua mereka juga tidak sanggup mengantarkan anaknya ke sekolah. Dalam aturannya, kan tidak boleh menggunakan kendaraan umum, “ ujar Taufiq.

Dia juga mengaku bersyukur karena pelaksanaan simulasi ini dapat berjalan lancar. Dengan durasi waktu pembelajaran hanya dua jam per hari. Dalam pembelajaran ini per hari ada 2 hingga 3 mapel. Apalagi selama pandemi ini untuk kurikulum yang digunakan adalah kurikulum darurat. Dimana lanjut dia, sekarang ini masih dicari pembelajaran disekolah yang cocok selama pandemi.

Pelaksanaan simulasi pembelajaran tatap muka ini dilaksanakan mulai tanggal 5 – 16 April 2021 yang diikuti secara serentak di Jawa Tengah oleh sekolah tingkat SMP,  MTs, SMA, MA dan SMK. (Roy Kusuma – RSK)

 

 

 

 

 

About

You may also like...

Comments are closed.