Stroke Pembunuh Nomor Satu Di Indonesia

Kudus, Radiosuarakudus.com- Karena penyakit stroke adalah pembunuh nomer satu di Indonesia, maka masyarakat perlu mendapatkan edukasi sehingga penanganan pasien dapat segera dilakukan. Dengan begitu maka akan mengurangi atau menekan angka kematian karena stroke maupun kecacatan. Hal itu disampaikan Direktur RS. Mardi Rahayu, dr. Pujianto usai membuka seminar umum “Dimensi Pasca Stroke” di aula SMF lantai 3, Sabtu 23 pebruari 2019.

Dikatakannya, secara berkala 2 – 3 bulan sekali pihaknya menggelar acara seminar seperti ini, sehingga pemahaman masyarakat semakin lama akan semakin meningkat. Dalam seminar ini kata dr. Pujianto mengundang 180 peserta khususnya adalah masyarakat sekitar. Dijelaskannya, untuk melayani para pasien stroke, sejak tahun lalu RS. Mardi Rahayu sudah mengembangkan unit pelayanan stroke dilantai lima Gedung Medik Central.

Terdapat enam bed untuk perawatan stroke akut (pasien baru) tanpa memandang kelas, selain itu ada pula 23 bed bagi pasien pasca stroke yang terbagi dalam kelas VVIP, VIP, kelas 1, kelas 2 dan kelas 3. Dilantai lima itu juga ada taman dan ruang untuk fisioterapi. Masih kata dr. Pujianto, rencananya pada bulan Maret dibekas ruang operasi akan dibangun untuk ruang unit rehabilitasi medik atau ruang fisioterapi bagi pasien stroke untuk berlatih ditempat ini sebelum pulang ke rumah.

Ditambahkan oleh dr. Pujianto, penyakit stroke ada yang bisa dicegah dan adapula yang tidak bisa dicegah. Untuk stroke yang tidak bisa dicegah adalah bila ada kelainan – kelainan dalam tubuh seperti adanya pembuluh darah di otak yang pecah. Tapi adapula faktor – faktor resiko yang bisa dicegah. Karena untuk stroke sendiri ada dua macam,  yakni karena pendarahan dan sumbatan. Untuk pendarahan biasanya lebih kepada tekanan darah tinggi. Untuk itu, ini bisa dikelola dengan minum obat, menjaga berat badan serta rajin berolahraga.

Sedangkan yang disebabkan oleh sumbatan seperti penyakit penyerta misal diabetes yang juga bisa dikelola dengan menjaga makanan, menjaga berat badan, minum obat serta berolahraga. Termasuk untuk makanan agar tidak terlalu banyak mengandung lemak bagi mereka yang berpotensi terkena stroke. (Roy Kusuma – RSK)

 

About

You may also like...

Comments are closed.