Tidak Terpenuhinya IDL Bisa Menjadi Bom Waktu

Kudus, Radiosuarakudus.com- Terbatasnya vaksin MR dimayoritas Puskesmas di Kudus, membuat capaian Imunisasi dasar lengkap (IDL) menjadi tidak terpenuhi. Namun, upaya terus dilakukan supaya balita yang belum dapat vaksin diarahkan ke jejaring layanan kesehatan yang masih ada stok.

Seperti halnya Puskesmas Jati, sudah tidak memiliki vaksin MR sejak Februari 2021 hingga saat ini.

Kepala Puskesmas Amad Muchamad mengatakan, BCG tinggal 20 vial artinya hanya untuk bulan ini, kemudian Pentabio dapat droping 20 vial, polio droping 20 vial, IPV, Tetanus dan difteri (Td), dan HB0 kondisinya aman.

”Kami tetap kejar capaian IDL, lewat jejaring layanan kesehatan seperti bidan dan klinik swasta yang masih memiliki vaksin MR. Cuma memang ada biaya jasanya, berbeda dengan Puskesmas yang gratis,” kata Amad Muchamad, Senin (19/7/2021)

Ia menambahkan, sekarang orang tua yang memiliki kesadaran agar balitanya perlu diimunisasi sudah sangat baik. Pihaknya, mengarahkan ke jejaring pelayanan kesehatan lainnya dan mereka rata-rata mereka bersedia.

Jejaring layanan kesehatan memberikan laporan ke Puskesmas Jati. Bagi yang sudah lengkap bisa dikatakan IDL. Ia menambahkan, sebenarnya masih dikejar untuk capaian IDL, misalkan belum ada yang vaksin, tahun depan ada program sweeping vaksin.

”Tahun depan diperkirakan vaksin MR sudah ada stok kembali termasuk vaksin lainnya. Sudah ada batas maksimal untuk dapat vaksin IDL yakni sampai usia tiga tahun,” jelasnya.

Ia menerangkan, capaian IDL di Puskesmas Jati dari Januari- Juni 2021 sebesar 518 atau 47,5 persen dari total sasaran 1.102.

Salah satu warga Desa Tanjungkarang, Jati, yakni Heru (24) saat mengantar periksa istrinya mengatakan, anaknya yang sudah berusia dua tahun sudah lengkap diimunisasi, sejak lahir sampai tuntas imunisasi lanjutan.

”Kalau saya pribadi penting imunisasi, mencegah penyakit yang berbahaya. Contohnya campak dan difteri yang bisa menyebabkan kematian. Saya berpikir demi melindungi antibodinya dan jangka panjang,” jelasnya.

Ditempat terpisah, Pengelola Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus Ali Muhtadi, menjelaskan, bila berlarut-larut IDL yang tidak terpenuhi maka bisa menjadi boom waktu jangka panjang.

”Contohnya, difteri. Di Kudus tidak pernah terjadi kasus difteri atau bukan daerah endemis difteri. Meskipun begitu, masyarakat Kudus tetap saja membutuhkan vaksin sebagai upaya preventif dan proteksi terhadap penyakit difteri,” ungkapnya.

Ali mengatakan, batas usia IDL sampai tiga tahun. Kalau misalkan tahun ini belum lengkap, tahun depan bisa dilengkapi. Misalkan, dua tahun kedepan bahkan sampai seterusnya tidak ada, siap-siap saja bisa menjadi daerah endemis salah satu dari penyakit tersebut.

”Saya rasa tidak sampai dalam jangka waktu lama, tahun depan diperkirakan sudah tersedia. Kalau semakin ditunda-tunda maka kebutuhan vaksin semakin banyak, karena satu anak bisa dua kali imunisasi,” jelasnya. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.