Dua Sekolah Penggerak Di Kudus Ikuti P5 Dan BBGP Di Karanganyar

Kudus, Radiosuarakudus.com-  SMP 5 Kudus dan SD Muhammadiyah Birrul Walidain mewakili Kabupaten Kudus berpartisipasi dalam Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) Balai Besar Guru Penggerak (BBGP) Provinsi Jawa Tengah di Kabupaten Karanganyar, pada Selasa (6/12//2022) kemarin.

Ada 20 sekolah penggerak (SP) dari angkatan 1 dan 2 se-Jawa Tengah yang ikut dalam Gelar Karya P5 kali ini. Puluhan sekolah ini menampilkan hasi projek pembelajaran yang telah dilakukan selama satu semester.

Kepala SMPN 5 Kudus Abdul Rochim menuturkan, ada tiga projek yang ditampilkan pada Gelar Karya P5 di BBGP Jawa Tengah. Meliputi kegiatan literasi Ratulica (Rajin Tulis dan Membaca), pengolahan sampah organik Ecozima (Eco-enzim SMP 5 Kudus), serta pembuatan Eco-print dengan sebutan Ecoprima (Eco-print SMP 5 Kudus).

“Gebyar sekolah ini untuk menampilkan apa yang ada di sekolah penggerak dalam setahun pembelajaran. Dan  hasilnya seperti apa,” jelasnya saat ditemui di SMP 5 Kudus, Rabu ( 7/12/2022).

Rochim menerangkan, pada projek Ratulica SMP 5 Kudus menampilkan sebuah karya buku antologi puisi dan cerpen. Dimana, 8 judul buku yang telah diterbitkan merupakan hasil karya seluruh siswa kelas 7 SMP 5 Kudus.

“Generasi sekarang itu mungkin untuk membaca masih bisa dipaksa nanti mereka membaca, tapi kalau menulis memang harus dilatih dan didorong terus. Makanya, saya inisiatif untuk menggerakkan siswa agar menulis untuk dijadikan sebuah buku,” ujarnya.

Kemudian, pada projek pengolahan sampah organik Encozima SMP 5 Kudus telah dilakukan kerjasama dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Lingkungan Hidup (PKPLH) Kabupaten Kudus. Kerjasama ini menghasilkan pengolahan kompos oleh para siswa kelas 7 dan telah dimanfaatkan untuk tanaman di lingkungan sekolah.

Lalu projek pembuatan eco-print yang disebut dengan Ecoprima telah menghasilkan sebuah selendang eco-print yang sangat cantik. Rochim menyebut, demi memaksimalkan pembelajaran Ecoprima ini pihaknya membeli beberapa peralatan yang digunakan untuk eco-print.

“Eci-print ini kan juga memanfaatkan dedaunan, jadinya selain kita menanamkan jiwa kewirausahaan bagi siswa, juga ingin menanamkan ke siswa agar cinta lingkungan,” tuturnya.

Menurut Rochim, yang terpenting dalam Gelar Karya P5 ini tidak menitikberatkan pada hasil produk, melainkan bagaimana proses yang telah dilakukan selama pembelajaran hingga menghasilkan sebuah produk.

“Kita juga menekankan pada pembelajaran berdeferensiasi, dimana setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbeda-beda dan tidak bisa dipukul rata. Sehingga, guru harus bisa memfasilitasi, itulah yang ditekankan pada Kurikulum Merdeka,” pungkasnya. (Roy Kusuma – RSK)

 

About

You may also like...

Comments are closed.