Incinerator Rusak, Warga Geruduk RSUD Kudus

Kudus, Radiosuarakudus.com- Sudah beberapa kali cerobong asap incinerator milik RSUD dr. Loekmonohadi Kudus mengganggu warga sekitar. Hal ini karena asap pekat yang keluar dari cerobong asap itu sangat mengganggu warga sekitar. Meski sudah ada laporan dari warga beberapa kali, namun hal itu masih saja terjadi. Hal ini nampaknya membuat warga sekitar geram dan melakukan aksi mendatangi rumah sakit plat merah itu, untuk melakukan protes. Seperti yang terjadi pada Selasa (24/8/2021) pagi,  sejumlah warga RT.3 RW.4 Desa Ploso, Jati mendatangi rumah sakit tersebut. Mereka menuntut pertanggungjawaban pihak rumah sakit atas pencemaran udara yang terjadi selama ini.

Sekitar pukul 09.30 mereka berjalan kaki dengan membawa kertas berisi tulisan. Tulisan bernada keluhan warga atas keberadaan cerobong asap. Yang dianggap mencemari udara dan meganggu aktivitas warga.

Beberapa tulisan itu seperti, “rakyat butuh udara bersih”, “warga ambekan sesak”, “selamat datang kampung asap”, “hingga polusi bukan bencana, polusi itu kejahatan”. Selain membawa tulisan-tulisan itu mereka juga orasi sekitar sepuluh menit di depan pintu masuk halaman RSUD. Selain melakukan aksi di depan RSUD ada perwakilan warga yang beraudiensi di dalam.

Ketua RT. 3 RW. 4 Desa Ploso, Sugiyanto mengatakan keberadaan cerobong asap di RSUD Loekmonohadi telah mengganggu warga. Sebab asap yang keluar dari cerobong itu mencemari udara, bahkan sering berwarna hitam pekat.

“Ini terus terang polusi udara di belakang rumah sakit Loekmonohadi ini meganggu warga. Asapnya hitam, pekat, meganggu aktivitas warga. Sebab memang padat,” jelasnya.

Dia menambahkan jika asap itu dari cerobong keluar tiap hari dan jam. Kurang lebih sudah lima tahun terakhir. Sehingga warga kerap mencium bau menyengat. Asap hitam yang turun juga mengenai pakaian warga. Dampak lain yang juga dirasakan yakni menyebabkan warga batuk dan membuat sesak nafas.

Atas pencemaran itu Sugiyanto menyebut pihaknya sudah sempat ada audiensi. “Katanya ada solusi, tapi gak ditepati. Permintaan warga supaya asapnya tidak mencemari seperti itu,” katanya.

Kepala Desa Ploso Mas’ud menambahkan jika dia berharap tidak ada pembakaran sementara sembari menunggu perbaikan. Sebab ditakutkan jika ada limbah berbahaya yang terbakar.

“Kami harap ini segera diperbaiki agar hasil pembakarannya ini sesuai standar sehingga tidak merugikan warga,” jelasnya.

Rezi Wirdiyatul Chandra dari CV Jappa selaku rekanan RSUD Loekmonohadi menyebut munculnya asap hitam dari cerobong itu karena ada kerusakan. Sehingga asap yang keluar tidak sesuai ketentuan.

“Incinerator kurang pemeliharaan. Itu memang kalau tidak diservis ya begitu. Perlu diservis mingguan atau bulanan tergantung spare part. Selain itu kemungkinan ada kerusakan di spare partnya,” imbuhnya.

Dia menambahkan jika asap pembakaran yang boleh dibuang sebagaimana ketentuan Permen LKH No 56/2015 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun Dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan harusnya berbentuk asap uap dan tidak berbau.

Wakil Direktur RSUD Loekmonohadi Kudus Sugiyarto menyebut pihaknya sedang melakukan perbaikan. Sebab diakui jika memang ada kerusakan pada incinerator milik RSUD.

“Ini dari rekanan sudah datang dan akan segera diperbaiki. Akan kami lakukan kontrak servis. Akan kita lihat berapa nanti pembiayaannya,” tambahnya.

Ke depan pihaknya juga akan melibatkan warga dalam pengawasan perbaikan. Termasuk dalam ujicoba dan pemeliharaan. Warga akan turut dijadikan tim untuk kontrol. Termasuk operasional pengawasan.

“Kami dari rumah sakit berkomitmen agar asap yang dikeluarkan sesuai standar Kementerian Lingkungan Hidup. Permasalahan kemarin ada perbaikan sehingga muncul hitam. Kami datangkan perbaikan dari tim CV Jappa Indonesia,” katanya. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.