Kasus DBD Di Kudus Meningkat, 3 Meninggal

Kudus, Radiosuarakudus.com- Kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kudus mulai merangkak naik. Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Kudus mulai Januari-awal November 2021, DBD ada 125 kasus, tiga diantaranya meninggal dunia.

Kepala DKK Kudus Badai Ismoyo melalui Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Nuryanto mengatakan secara keseluruhan kasus DBD tahun 2021 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2020. Meski begitu, kasus kematian akibat DBD tahun ini mengalami penurunan.

“Tahun lalu kasus DBD di Kudus hanya ada 40 kasus. Tahun ini, dari Januari sampai awal November tercatat sekitar ada 125 kasus. Ada peningkatan jumlahnya,” kata Nuryanto, Sabtu (13/11/2021).

Namun, untuk angka kematian akibat DBD mengalami penurunan. Dari tahun 2020, berjumlah lima orang, sedangkan saat ini ada tiga kasus meninggal dunia.

“Semoga angkanya tidak bertambah sampai tutup tahun,” imbuhnya.

Nuryanto menjelaskan peningkatan kasus DBD tahun ini dipengaruhi beberapa faktor. Seperti curah hujan yang relatif tinggi dibandingkan tahun lalu, serta dampak penerapan screening dengan rapid DBD.

Diketahui screening DBD diberlakukan di puskesmas-puskesmas mulai tahun ini. Dari proses screening ini, para penderita DBD dengan mudah terdeteksi. Penderita DBD pun segera mendapat penanganan medis, sehingga tak sampai masuk ke fase kritis.

“Selama ini kasus kematian akibat DBD terjadi karena keterlambatan penanganan. Dimana penderita tidak menyadari jika gejala yang dialami merujuk ke DBD, dikiranya demam biasa,” katanya.

Seringnya saat masuk fase kritis baru dirujuk ke rumah sakit. Ini yang menyebabkan angka kematian akibat DBD tinggi.

“Ini yang coba kita tekan dengan penggiatan rapid DBD,” paparnya.

Menurut Nuryanto, kematian akibat DBD rata-rata terjadi pada anak usia dibawah 12 tahun. Sebagian besar mereka meninggal saat proses rujukan ke rumah sakit. Hal ini juga terjadi pada tiga kasus kematian akibat DBD di Kudus.

Untuk itu, Nuryanto mengingatkan masyarakat Kudus untuk tidak menyepelekan demam yang dialami anak-anak. Sebab bisa jadi, demam tersebut merupakan gejala dari infeksi virus dangue.

“Kalau anaknya demam, tolonglah diperiksakan ke puskesmas minta dirapid DBD, pelayanannya gratis. Jangan asal beli obat demam. Takutnya, kalau itu DBD terlambat terdeteksi, masuk fase kritis kemungkinan sembuhnya tipis,” ujar Nuryanto. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.