Orang Tua Korban Pemukulan Masih Belum Terima

Kudus, Radiosuarakudus.com-  Satu siswa kelas XI berinisial MR disalah satu SMP di Kecamatan Kaliwungu Kudus  diduga menjadi korban perundungan yang dilakukan oleh empat temannya sendiri.

Kejadian perundungan Jumat (25/8/2023) lalu. Namun, baru terkuak sekarang dikarenakan orangtua korban merasa belum ada titik temu untuk menyelesaikan masalah tersebut. Korban MR waktu kejadian sempat dibawa gurunya ke RSUD dr.Loekmono Hadi, untuk dilakukan pemeriksaan.

Berdasarkan keterangan dari pihak sekolah Mansur wakil kepala sekolah. Membenarkan peristiwa tersebut. Korban MR diduga dikeroyok empat orang temanya saat di dalam kelas. Namun, pihaknya menampik jika korban itu dikeroyok empat siswa.

Ia menjelaskan, kejadian tersebut berawal saat sejumlah siswa tengah lempar-lemparan lumut yang terjadi di luar kelas.

”Ya namanya anak, awalnya gojekan, terus ada yang tidak terima, lalu timbul sedikit ada gesekan, namun kejadian tersebut sudah terselesaikan,” jelasnya.

Setelah itu, insiden tejadi lagi saat salah seorang siswa meminjam buku catatan  kepada korban namun tidak diperbolehkan. Merasa tak terima, lalu terjadi pemukulan. Menurut Mansur, korban saat itu hanya dipukul oleh satu orang dan tidak dikeroyok.

”Benar ada pemukulan, teman yang lain itu melerai. Jadi itu dua masalah yang beda, masalah lumut, dan masalah pinjam buku,” kata Mansur saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis  (5/10/2023).

Menurutnya, setelah kejadian tersebut pihak sekolah memanggil yang bersangkutan ke Bimbingan Konseling (BK). Kemudian, ada satu orang guru juga yang mengantar ke RSUD Kudus untuk berobat.

”Itu siswa juga sudah saling jabat tangan, maaf-maafan. Kami dari sekolah mencoba membantu. Hasil pemeriksaan dari RSUD anak diperbolehkan pulang, tapi hari berikutnya sekolah mencoba datangi ke rumah MR tapi ternyata dirawat di RSI Kudus,” cerita Mansur.

Ditambahkan, total korban MR tidak masuk sekolah pada waktu itu selama satu minggu. Sekitar awal September baru masuk sekolah hingga sekarang. Namun, yang menjadi persoalan terkait orangtua korban yang sampai saat ini masih belum menerima anaknya kena pukul.

Ia juga menyebut, sekolah juga sudah memanggil orang tua korban dan siswa yang diduga memukul, untuk dilakukan mediasi. Kala itu, memang ada kesepakatan untuk membantu pengobatan, dengan waktu yang sudah disepakati. Namun, memang karena faktor latarbelakang orangtua siswa yang kurang berada, akhirnya hal tersebut sulit dilakukan.

”Kami sendiri dari sekolah juga bingung, kami sudah melakukan upaya mediasi sampai dua kali,” ujarnya.

Saat ini, sambung dia, siswa yang menjadi korban perundungan tersebut sudah bersekolah seperti biasa. Siswa yang awalnya sempat terlibat permasalah ini, juga telah berbaur seperti biasanya.

”Jadi sekitar sepekan itu siswanya sudah masuk. Dan sudah bersekolah seperti biasa sampai saat ini,” ucapnya.

Mansur juga mengaku, kalau belum bisa memenuhi bantu pengobatan, akan dilaporkan ke pihak kepolisian. Pihaknya juga membuka bantuan kalau memang akan melapor keberwajib, tapi sampai sekarang dari orangtua korban belum memberitahu kelanjutannya.

”Kami sampai meminta untuk dikirimi surat laporan kepolisian, hingga sekarang belum ada kiriman,” ungkapnya. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.