Pengungsi Di Desa Jati Wetan Bertambah

Kudus, Radiosuarakudus.com- Jumlah pengungsi akibat banjir yang melanda sejumlah kawasan di Kudus kini bertambah. Terdapat 17 desa yang terdampak langsung akibat banjir yang disebabkan oleh hujan lebat disertai angin kencang sejak Jum’at (30/12/2022) pagi hingga Sabtu (31/12/2022) malam. Hujan baru berhenti pada Sabtu (31/12/2022) malam sekitar pukul 23.00 Wib. Namun Minggu (1/1/2023) dinihari sekitar pukul 02.00 Wib, hujan deras kembali turun hingga pukul 04.00 Wib. Praktis sepanjang Minggu (1/1/2023) sejak pagi hingga malam tidak terjadi hujan. Hingga Senin (2/1/2023) pagi sampai saat berita ini diturunkan, Kudus bercuaca cerah berawan.

Dari data BPBD kabupaten Kudus, jumlah pengungsi akibat banjir kini bertambah. Dari sebelumnya pada Minggu (1/1/2023) pukul 15.00 Wib, jumlah pengungsi mencapai 495 jiwa yang tersebar disejumlah lokasi pengungsian. Kini dari data terbaru Selasa (2/1/2023) pukul 14.00 Wib, jumlah pengungsi meningkat menjadi 652 jiwa.

Menurut Kepala harian BPBD Kudus, Mundir, pengungsi berasal dari delapan desa yakni kecamatan Mejobo di Desa Payaman sebanyak 17 jiwa dan berada di SD 1 Payaman. Lalu Desa Gulang sebanyak 96 jiwa berada di aula Balai Desa Gulang. Sedangkan untuk wilayah Kecamatan Jati, Desa Jati Wetan sebanyak 257 jiwa berada di aula balai desa setempat, Desa Tanjungkarang sebanyak 162 jiwa tersebar di gereja setempat, Klenteng, dan SD 2 Tanjungkarang. Desa Jetis Kapuan sebanyak 22 jiwa berada di Gedung PKK dan TPQ Darussalam. Sedangkan di Desa Pasuruhan Lor sebanyak 9 jiwa ditampung di keluarganya.

“Dan di wilayah Kecamatan Undaan, yakni Desa Karangrowo sebanyak 84 jiwa berada di aula Gedung DPRD Kudus serta Desa Ngemplak sebanyak 10 jiwa berada di aula balai desa setempat,” terang Mundir, Selasa (2/1/2023).

Salah satu desa yang paling terdampak cukup luas adalah Desa Jati Wetan Kecamatan Jati. Terdapat tiga dukuh yang selama ini menjadi langganan banjir ketika masuk musim hujan dan terjadi hujan lebat selama beberapa hari. Bahkan genangan air ditiga dukuh ini paling lama surutnya diantara desa – desa lainnya yang terdampak banjir. Hal ini akibat kondisi wilayah tiga dukuh merupakan cekungan yang merupakan konon adalah tempat pembuangan air dari perkotaan dan wilayah desa sekitar.

Menurut keterangan Kepala Desa Jati Wetan, Agus Susanto air sudah mulai terasa masuk ke tiga dukuh yakni Gendok, Barisan dan Tanggulangin sejak dua minggu lalu. Dan benar – benar parah saat hujan deras yang terjadi sepanjang hari pada Jum’ at (30/12/2022) hingga Sabtu (31/12/2022).

“Barulah sejumlah warganya mulai mengungsi ke aula balai desa karena air masuk ke jalan dan pemukiman mereka. Ketinggian air antara 70 cm hingga 1,5 meter. Dua pompa milik Dinas PUPR sudah kita hidupkan siang malam namun masih belum mampu untuk mengurangi genangan air di pemukiman warga,” ujar Agus Susanto, Selasa (2/1/2023).

Biasanya lanjut dia, bila debit air Sungai Wulan menurun maka genangan di pemukiman warga tiga dukuhnya akan surut. Karena pintu air dapat dibuka. Namun dengan catatan, kawasan Kudus tidak terjadi hujan deras.

“Untuk membantu warga yang mengungsi ataupun yang masih bertahan di rumah, kami sudah menyiapkan empat dapur umum. Yakni di balai desa dan ditiga dukuh. Untuk di tiga dukuh, dapur umum merupakan hasil mandiri dari warga sendiri. Sedikitnya setiap hari dari dapur umum mengirimkan makanan sebanyak 5000 bungkus,” tutup Agus. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.