Yayasan Karya Bakti Nojorono Pelopori Kerajinan Eceng Gondok

Kudus, Radiosuarakudus.com-  Yayasan Karya Bakti Nojorono mempelopori kerajinan eceng gondok yang terdapat di sejumlah desa di Kudus. Eceng gondok sendiri merupakan tumbuhan air yang selama ini keberadaanya dianggap sangat menganggu. Sejumlah sungai dan embung di Kudus juga banyak ditemui tanaman eceng gondok ini. Padahal, eceng gondok ini bila dimanfaatkan untuk kerajinan tangan akan memiliki nilai lebih bahkan bisa menjadi komoditas ekspor.

Untuk mendukung adanya kerajinan eceng gondok ini Yayasan Karya Bakti Nojorono mempelopori kegiatan ini untuk pemberdayaan masyarakat desa yang wilayahnya terdapat tananam air yang dianggap mengganggu ini. Sebagai langkah awal ada empat desa yang mulai diadakan pelatihan pembuatan kerajinan eceng gondok ini. Yakni Desa Karangrowo (kecamatan Undaan), Desa Payaman dan Desa Gulang (kecamatan Mejobo) serta Desa Bulungcangkring (kecamatan Jekulo). Sebanyak 26 orang mengikuti pelatihan ini.

Pelaksana harian Yayasan Karya Bakti Nojorono, Wempiyanto mengatakan munculnya ide untuk mendorong kerajinan eceng gondok ini berawal dari keluhan kepala desa Karangrowo  tentang keberadaan eceng gondok yang sangat menganggu dan tumbuh di sungai.

“ Kami mendapatkan keluahan dari kepala Desa Karangrowo yang kemudian kami lanjutkan dengan pelatihan kerajinan dari eceng gondok ini. Kami mengambil instruktur dari Ambarawa yang berpengalaman dalam pembuatan kerajinan eceng gondok yang tumbuh di Rawapening,” kata Wempi panggilan akrabnya saat ditemui di aula balai Desa Gulang, Rabu (24/5/2023).

Pelatihan ini kata Wempi berlangsung selama lima hari mulai Senin (22/5/2023) hingga Jum’at (26/5/2023). Diharapkan dengan pelatihan ini dapat memberdayakan masyarakat setempat meningkatkan serta meningkatkan pendapatan masyarakat yang wilayahnya terdapat eceng gondok.

Sementara itu instruktur kerajinan eceng gondok dari Ambarawa Kabupaten Semarang, Selamet mengatakan pihaknya dalam pelatihan ini memberikan sejumlah contoh jenis produk. Antara lain, sandal, tas, miniatur, kotak tissu dan lainnya. Contoh produk yang diberikan sebagai bekal dalam pelatihan ini adalah produk – produk miliknya yang sudah memiliki pasar.

“Bila para peserta ini mampu membuat produk yang kualitasnya sama dengan produk kami, maka saya siap menampung untuk kami pasarkan. Bahkan bila mereka mampu membuat sandal yang kaaualitasnya sama dengan produk kami, maka akan saya pasarkan di salah satu hotel di Kintamani Bali,” tutur Slamet.

Bila nantinya mereka selesai melaksanakan pelatihan ini kata dia, pihaknya siap melakukan pemantauan agar mereka tidak berhenti sampai disini, tetapi harus ada kelanjutannya. Nantinya juga akan dibentuk WA grup sebagai ajang komunikasi.

Kepala Desa Gulang Aris Subkhan mengaku sangat mendukung kegiatan ini karena hal ini dapat menjadi pemberdayaan masyarakat desanya. Bahkan pihaknya siap untuk memfasilitasi agar di desanya nantinya terdapat pengrajin eceng gondok.

“Saya berharap kepada warga kami yang ikut pelatihan ini dapat menularkan kepada warga lainnya. Sehingga kedepan tidak berhenti saat selesai pelatihan, tetapi ada kelanjutannya. Kami pun siap untuk memfasilitasi,”pungkas Aris. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.