Listrik Sering Padam Lebih Disebabkan Oleh Lonjakan Beban

Kudus, Radiosuarakudus.com- Selama beberapa pekan ini khususnya dibulan ramadhan, seringkali terjadi pemadaman listrik. Tentunya kejadian ini membuat masyarakat sangat terganggu dan mengeluhkan hal ini. Menjawab keluhan tersersebut, Manager Bagian Jaringan Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Kudus, M Gati menuturkan ada banyak faktor yang mempengaruhi pemadaman listrik.

Mulai dari faktor internal misalnya kerusakan konduktor dan kerusakan di gardu. Hingga faktor eksternal berupa bencana alam, pohon roboh dan gangguan binatang.

“Kita lihat dulu, penyebab permasalahannya dimana,” katanya, Senin, 26 April 2021.

Selain dua hal tersebut, Gati mengaku selama ramadhan hingga lebaran beban daya di UP3 Kudus mengalami lonjakan. Dari yang semula daya puncaknya sekitar 504 MW naik menjadi 544 MW atau naik hampir 10 persen.

“Selama ramadhan aktivitas masyarakat bertambah. Lonjakan penggunaan listrik terjadi antara pukul 17.00 WIb hingga 21.00 WIB,” ujarnya.

Lonjakan beban daya ini mengakibatkan gardu mengalami over beban atau beban dayanya tidak seimbang. Dicontohkannya, satu trafo yang memiliki dua jalur, yakni jalur kantor dan rumah tangga. Jika salah satunya mengalami lonjakan, maka akan menimbulkan gangguan.

“Tidak bisa kita pungkiri, lonjakan beban yang ada luar biasa. Namun kita antisipasinya dengan melakukan pemeliharaan sisi trafo maupun pemerataan beban. Jadi saat naik tidak berat sebelah,” jelasnya.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan Gati memastikan pasokan listrik di Jepara, Kudus, Pati, Rembang dan Blora aman hingga lebaran mendatang.

“Kita disuplai 10 gardu induk dengan pasokan daya 1.20 MW. Kami pastikan sampai lebaran pasokan listrik masyarakat aman,” tegasnya.

Sementara Manager Unit Pelayanan Pelanggan (ULP) PLN Kudus, Mustopa Rizal meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami pelanggan.

“Pada masyarakat, kami mohon maaf atas ketidaknyamanannya,” ujarnya.

Dia mengungkapkan di awal ramadhan jaringan PLN kerap terjadi gangguan. Dalam sehari, bisa terjadi hingga 20 gangguan trafo. Namun kini, permasalahan tersebut sudah berangsur-angsur turun.

Lebih lanjut kata Rizal, ada 48 personel yang bergerak untuk melakukan maintenance. Masalahnya, proses maintenace trafo tidak bisa dilakukan sekaligus, harus menunggu sekitar 15-30 menit dulu. Hal ini yang kerap membuat proses perbaikan cukup memakan waktu.

“Sesuai standar mutu pelayanan, proses recovery membutuhkan waktu maksimal tiga jam atau 180 menit. Ini yang kita kejar,” tuturnya. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.