Peran NaPOS Dan KoPS Sangat Penting Bagi Pasien Stroke

Kudus, Radiosuarakudus.com- Stroke adalah penyebab kematian dan kecacatan nomor 1 di Indonesia. Yang lebih memprihatinkan, semakin banyak penderita stroke  yang masih dalam usia produktif, bahkan masih berusia kurang dari 30 tahun. Stroke tidak main-main dampaknya. Survivor stroke dapat mengalami kecacatan ringan sampai berat yang membutuhkan waktu lama untuk pemulihan, bahkan ada yang tidak dapat pulih lagi. Dalam kondisi cacat menetap akibat stroke yang berat, pasien yang semula masih produktif menjadi tidak dapat bekerja, bahkan menjadi beban bagi keluarga terdekatnya. Menyadari betapa seriusnya dampak stroke pada kehidupan pasien, RS Mardi Rahayu menegaskan komitmennya menjadikan penanganan stroke sebagai pelayanan prioritas.

Direktur RS. Mardi Rahayu, dr. Pujianto, M.Kes, Selasa 10 September 2019 dalam jumpa pers mengatakan, Penanganan Stroke Terintegrasi (PaSTi) di RS Mardi Rahayu dilaksanakan dengan memberikan 3 kepastian bagi pasien, yaitu pasti tepat dan menyeluruh, pasti tanpa rujukan, dan pasti tanpa tambah biaya. Penanganan stroke pasti tanpa rujukan karena stroke adalah kasus emergensi yang dapat ditangani langsung dengan datang ke IGD rumah sakit tanpa memerlukan surat rujukan dan tetap dapat ditanggung BPJS Kesehatan atau asuransi lain/perusahaan. Program Kamar  Tersedia Tanpa Tanpa Biaya/KT3B yang telah dijalankan RS Mardi Rahayu sejak 1 Agustus 2018 menjadikan perawatan pasien pasti tanpa tambah biaya, karena saat kelas tertentu sesuai hak kelas pasien penuh, pasien dapat ditempatkan sementara maksimal sampai kelas Eksekutif tanpa tambahan biaya. Pasti tepat dan menyeluruh mencakup penanganan stroke sebelum masuk rumah sakit, di rumah sakit, dan sesudah keluar dari rumah sakit.

Penanganan stroke setelah keluar dari rumah sakit, selain kontrol ke dokter di Klinik Saraf dan Klinik Rehabilitasi Medik serta terapi fisik di Instalasi Rehabilitasi Medik, juga didukung dengan layanan Home Care, teNaga Pendamping Orang Sakit (NaPOS), serta Komunitas Peduli Stroke (KoPS). Untuk NaPOS kata dr. Pujianto adalah orang awam yang dilatih khusus untuk menemani pasien di rumah sakit atau dirumah. Sedangkan KoPS, dulunya adalah Komunitas Peduli Stroke bernama Klub Stroke. Banyak yang tidak mau bergabung karena menganggap anggotanya pasti pernah stroke.

Padahal kata dia, kegiatannya ditujukan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai stroke, terutama cara untuk mencegah stroke, untuk mengenali risiko stroke, mengenali tanda-tanda stroke sedini mungkin, penanganan awal stroke yang tepat untuk mengurangi risiko kematian dan kecacatan, mencegah risiko stroke berulang, dan masih banyak lagi. Pesertanya bisa siapa saja, bisa yang sudah pernah stroke, tapi tidak kalah penting justru yang belum pernah stroke.

Pihaknya lanjut dr. Pujianto, sangat mendorong Komunitas Peduli Stroke ini karena pencegahan lebih baik daripada mengobati dan bila stroke terjadi, peran aktif masyarakat yang mampu mengenali gejala sedini mungkin dan mengetahui penanganan awal yang tepat termasuk segera membawa pasien ke runah sakit dapat menyelamatkan nyawa dan mengurangi kecacatan pasien akibat stroke. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.