SD 3 Japan Hanya Miliki Satu Siswa Baru

Kudus, Radiosuarakudus.com- Sejumlah SD di Kudus khususnya yang berada dipinggiran tahun ini ada yang hanya memiliki siswa baru dibawah 5 anak. Namun untuk di SD 3 Japan Kecamatan Dawe malah hanya memiliki satu siswa baru. Kepala SD 3 Japan Dwi Susanto mengatakan baru tahun ini sekolahnya hanya memiliki satu siswa baru. Tahun lalu sekolahnya mendapatkan lima siswa baru yang saat ini naik kelas dua.

“Tahun ini memang dilingkungan sekitar sekolahnya belum ada anak usia sekolah SD. Makanya hanya satu anak yang menjadi siswa baru disekolahnya. Sebelumnya kami sudah berupaya untuk meminta kepada para orang tua yang berada dilingkungan sekolahnya agar mensekolahkan anaknya di SD 3 Japan. Tapi jawaban mereka, tahun ini anak – anak mereka masih belum ada yang usia masuk SD,” ungkap Dwi Susanto saat dtemui di SD 3 Japan, Rabu (2/8/2023).

Ditambahkan, satu siswa baru ini nampaknya juga tidak minder bahkan terkesan menikmati pembelajaran disekolah. Dan guru kelas tetap memberikan pembelajaran bahkan seperti sekolah privat saja. Jumlah siswa di SD 3 Japan lanjut Dwi Susanto saat ini sebanyak 29 siswa.

Sementara itu guru kelas 1, Sujilah mengaku mendapatkan siswa sedikit ada senang dan sedihnya. Senang karena dengan jumlah siswa yang sedikit dalam menilai dan memberikan pembelajaran lebih ringan dan cepat. Tapi sedihnya dengan jumlah siswa yang sedikit anak – anak tidak ada temannya. Seperti yang dialami oleh siswa baru yang bernama Athallah Ziqri Ahmad.

“Athallah ini kan hanya sendiri dan tidak punya teman dikelas satu. Meski begitu anak ini terlihat pandai dan enjoy mas. Kalau saat istirahat dia bermain gabung dengan anak – anak kelas 2 dan kelas 3. Dia juga tidak minder, meski saat pembelajaran suaranya kecil terkesan tidak keluar. Mungkin masih penyesuaian,” tutur Sujilah.

Kabid Dikdas pada Disdikpora Kudus, Anggun Nugroho mengatakan sejumlah sekolah memang tahun ini hanya mendapatkan siswa baru yang sedikit ditingkat SD. Hal ini karena letak geografis dan juga sebab lain karena anak usia SD yang memang sedikit. Salah satunya ada di SD 3 Japan.

“Tidak mudah dan banyak pertimbangan bila akan melakukan re grouping SD. Harus dikoordinasikan dengan pihak sekolah, komite, warga serta pihak desa. Bila warga tidak menghendaki ya sekolah itu tidak bisa diregrouping. Jangan sampai saat dilakukan re grouping malah menimbulkan masalah baru,” pungkas Anggun. (Roy Kusuma – RSK)

About

You may also like...

Comments are closed.